
Kala Bendu, Kala Tido, Kala Subo
Belum hilang ingatan kita mengenai bencana alam gempa bumi yang meluluhlantakkan sebagian besar wilayah Jawa Barat, dan berbagai wilayah di Indonesia dan itupun belum selesai dalam merenovasi dan memperbaiki puing puing kerusakan yang diakibatkan oleh gempa 7,3 Scala Richter yang terjadi. Sudah disusul gempa yang lebih besar lagi 7,6 Scala Richter yang terjadi di Sumatra Barat dan Sekitarnya.
Pertanyaan besar yang muncul adalah benarkah ini sudah skenario Yang Maha Kuasa? Benarkah akan berlaku sunnatullawwalin sebagaimana sunnah yang telah berlaku pada zaman para Nabi Rasul terdahulu. Menghancurkan dengan sehancur hancurnya yang batal.

Kalau benar demikian adanya, sungguh memang sudah sesuai keadaan yang ada bila disamakan dengan bentuk kehidupan umat-umat para nabi jaman dahulu yang dihancurkan oleh Allah, sebagaimana umat Nabi Nuh, Umat Nabi Daud dan Nabi-Nabi yang lain. Hatinya sudah ditutup dan digelapkan dengan angan-angan dunia yang banyak mengajak pada kerusakan di bumi. Watak yang sombong, merasa paling benar sehingga acuh dengan kebenaran yang sebenarnya datang dari Yang Maha Kuasa. Sifat dengki, iri mudah tersinggung, mudah salah paham tetap dipelihara yang akhirnya mudah menyalahkan, saling memfitnah dan membunuh.

Tuhan yang yang Alloh Asmanya itu, yg keberadaannya dekat sekali dalam rasa hati (bagi yg dimengertikan dn di buka mata hatinya 'RASA')meliputi dan menyertai hamba-hambanya, mempunyai hak untuk dikenali, diingat-ingat dan dijadikan tujuan untuk kembali. Selalu dijadikan tempat untuk mengharap rahmat dan ridlo-Nya, ngumawulo (menghamba, red.), berserah diri lahir dan batin dengan sepenuhnya. Karena hanya disisi-Nya lah sebaik baik tempat kembali. Tidak dijadikan alat kaki (bagi nafsunya, red). Yang hal tersebut akan mengakibatkan murkanya Allah SWT. Semoga kita termasuk hamba yang diselamatkan-Nya. Amien.

Ensiklopedi Sathoriyah
Afkaar Eds.94 Read More..