-->
Seven

Pembelajaran atau learning merupakan suatu tahap pembentukan eksistensi diri hampir semua makhluk yang memiliki otak, khususnya manusia sebagai makhluk yang paling sempurna otaknya dibanding binatang sehingga layak disebut akal. Akal yang oleh Allah dalam Al Qur’an disebut sebagai Baitul Makmur, dimana Allah telah mensetting otak manusia tersebut dengan kemampuan yang memadai guna memikirkan garapan dunia yang diciptakan_Nya tidak sia-sia ini. Adapun untuk bisa membuktikan bahwa tidak sia-sia itu hanya dapat dilakukan manusia manakala ia memiliki ilmu pengetahuan sebagai modal dasar untuk mengelola dan memanfaatkan sehingga berdaya guna bagi kehidupannya dalam upaya memakmurkan proses pembuktian diri sebagai hamba yang taat berbakti dan beribadah kepada Sang Pencipta jagad.

Terkait dengan pembelajaran, tentu tidak lepas dari pendidikan. Pendidikan layaknya merupakan wadah yang berisikan berbagai proses pembelajaran. Sehingga pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran yang menjadikan si pembelajar dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti lalu mengerti dan dari tidak bisa (melakukan sesuatu) menjadi bisa. Pada hakekatnya manusia telah melakukan berbagai proses pembelajaran sejak ia dilahirkan. Bahkan menurut suatu penelitian manusia telah melakukan proses belajar sejak masih dalam kandungan ibunya. Itu artinya bahwa proses belajar dan mendidik diri secara kodrati telah dimulai seiring dengan proses penciptaan sosok manusia itu sendiri, baik dengan secara sadar maupun tidak.

Dari sudut pandang Islam sendiri hal ini tentu bukan suatu pengetian baru. Sebab menurut Al Qur’an, manusia sebelum dilahirkan telah disumpah atas persaksian mengadanya Allah sebagai satu-satunya Dzat Wajibul Wujud pencipta dirinya dan alam semesta, pemilik dunia dan akhirat. Tentu dapat dimengerti bahwa itu berarti hal pertama yang dimengerti dan dipahami secara mutlak oleh manusia adalah eksistensi Wujudullah. Hanya saja kemudian manusia setelah diberadakan didunia ternyata justru lupa dengan satu-satunya pelajaran pertama yang merupakan syarat mutlak, sebagai gerbang pintunya mati untuk bisa kembali kepada_Nya dengan selamat.

Dalam sabdanya Nabi Muhammad menyatakan bahwa mencari ilmu wajib hukumnya bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan, dan juga tentu kita pernah mendengar ”Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat.” dari kedua sabda Beliau itu dapat disimpulkan bahwa betapa amat sangat pentingnya nilai ilmu, pendidikan dan pengajaran baik dalam rangka berdunia maupun berakhirat. Adapun melihat kenyataan yang terjadi di negara ini, tak dapat dipungkiri bahwa sistem pendidikan kita telah gagal mewujudkan cita-cita luhur pendidikan untuk membentuk manusia yang seutuhnya, lahir batinnya.Berbagai sistem telah berulang kali di bongkar pasang guna membenahi kegagalan pendidikan kita yang ujung-ujungnya hanya melahirkan generasi yang korup, semu, brobrok moralnya, rendah akhlaknya, serta tipis budi pekertinya. Sehingga sama sekali tidak bisa memberikan kemanfaatan bagi orang banyak, bangsa dan negaranya, bahkan bagi dirinya sendiri, sangat ironis tentunya.

Menilik kenyataan ini seharusnya perlu dipertanyakan, apa sebenarnya yang telah menyebabkan kegagalan sistem pendidikan kita tersebut. Mari kita kembali menengok sejarah kenabian dan kerosulan. Kita akan dapati bahwa inti dari misi Mereka adalah pendidikan yang mengajarkan tentang Ketauhidan, tentang hakekat jati diri Allah yang mana merupakan inti fitrah manusia itu sendiri, tentang makna dan tujuan hidup dan diciptakannya dunia dengan manusia di dalamnya. Mengapa??? Sebab tanpa pondasi yang benar mengenai itu semua maka manusia akan kehilangan panduan dan arah hidup, sudah bisa dipastikan bahwa kehancuranlah yang terjadi. Maka mari kita semua, khususnya para pengodok pendidikan negeri ini membangun kembali pondasi pokok yang telah runtuh ini. Ya, suatu pendidikan yang membangkitkan kesadaran inti manusia, dimulai dari pendidikan dilingkup keluarga, sosial masyarakat, berbangsa dan bernegara, sekolah, akademik dan lainya.

Pendidikan yang mengajarkan setiap diri untuk mengerti, memahami mengenai bagaimana harusnya setiap tingkah laku dan amal perbuatan setiap diri senantiasa sejalan dengan kehendak sang Pemberi Kehidupan ini. Tentu saja untuk itu diperlukan ilmu dan laku serta pembimbing yang memang ditugaskan Allah dibumi, yang selalu mengada di tengah umatnya di setiap zaman, yang tidak bakhil menerangkan dan menunjukkan mengenai hakekat ilmu mengenai Diri Al Ghaibnya Allah. Untuk selanjutnya di taati dan dipatuhi petunjuk dan pedoman yang diberikannya, yang sama sekali bukan keluar dari krenteg dan kepentingan nafsu manusiawinya, namun murni dari petunjuk Allah Azza Wajalla.

Dengan demikian diharapkan setiap diri dapat senantiasa dapat mendidik diri untuk belajar dan terus belajar membenahi niat dan tujuan hidupnya, setiap langkah perbuatannya, berdunia dan berakhiratnya, berekonomi, berpendidikannya, bersosial masyarakat hingga berbangsa dan bernegaranya sepenuhnya dalam rangka sebagai lemek/ pondasi yang kokoh pulang kembali kepada Allah dengan selamat dan bahagia karena kerena mendapat ridho dan ampunan_Nya.

(***By.:phy_two:.***)
Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda...